Blogroll

ask fm

Menunggu Cinta Datang

04.21 |



Oke gue mau buat cerpen dari kisah asmara temen gue  yang tragis. Cek it out:)

“HAHAHA” suara Hania yang membuat kelas yang  tidak ada guru menjadi ramai.
“Eh gue mau ngomong serius ni.” Muka Wenty pun serius dengan nada agak pelan menarik tangan Nia.
“Ada apa enty gue tercinta?” memang sudah seperti biasa bahwa Nia menganggap Wenty sebagai
kesayangannya, padahal ia baru kenal 4 bulan, namun mereka berdua kemana-mana selalu berdua.
“Sini, di luar aja kita ngobrolnya kan tugas udah kelar ini.” Sambil menarik pelan kearah pintu kelas.
“Iya enty. Tumben lo gak kayak biasanya?”
*diluar kelas*
“Oke jawab jujur ya Ni, dikelas ada yang lo suka gak? Secara ya, kita kan udah 4 bulan bareng trus pasti
taulah sifat sama temen dikelas 71 ini.”
“Oke, gue sedikit heran sama lo nty, kenapa lo tiba-tiba ngomong kayak gini. Dan gue akan ngasih tau ke
lo kalau dikelas ada yang gue suka tapi, lo jangan bilang ke siapa-siapa soal ini.”
“Oke gue janji deh. Kalau gitu siapa nama cowok yang lo suka dikelas ?”
“Dia itu adalah Gerald.”
“Kenapa lo bisa suka sama dia?” muka serius.
“Gak tau, suka kan gak butuh alasan. Hahaha. Kalau lo ada yang lo suka gak dikelas?”
“Ada, dia adalah Putra.
“Alesannya?”
“Ya, lo tau sendirilah ya, si Putra itu kan ganteng, baik, soleh, pinter, rajin banget ke musholla buat solat
Duha dan tadarus Al-Qur’an kalau gak ada guru. Ya jadi gue tertarik gitu deh sama dia.” Muka Wenty
pun memerah saat dia selesai bicara.
“Haha, oalah oke deh selera lo bagus juga.” Dengan muka meledek, Nia pun mendekatkan mukanya
kearah Enty.
              


        Dan setelah  kejadian jujur-jujuran. Dan mereka saling tahu cowok yang mereka sukai, mereka
berdua sering meledek sambil menyebutkan nama cowok yang disukai. Wenty sering sekali cerita
tentang Putra ke Nia dan sebaliknya Nia sering cerita tentang Gerald ke Enty. Dan setelah mereka naik
kelas ke kelas 8 mereka berbeda kelas. Namun, Enty tetap cerita tentang Putra ke Nia.

    Namun karena Nia senang diceritai tentang Putra ke dirinya, Nia menjadi suka terhadap cowok yang
disukai oleh sahabat karibnya itu.Tanpa diketahui oleh Enty, Putra dan Nia berkomunikasi lewat
BBM. Dan mereka berdua pun menjadi semakin dekat, dekat dan jadian. Enty pun sama sekali tidak
mengetahui bahwa sahabat karibnya lah yang menjadi musuh dalam selimut, alias TMT( Teman Makan
Teman). Berita ini sampai ditelinga Enty bukan dari mulut Nia tetap dari mulut temannya yang lain yang
berkata. “ Eh, si Nia kan jadian sama si Putra” “Lo tau dari mana?” “Anak-anak udah pada tau  kali.”
     Dan disaat itu Enty hanya bisa termenung seorang diri di bangkunya, dan membayangkan masa
mereka berdua bercanda ria bersama. Yang ternyata, yang dianggap sebagai teman baiknya bahkan
sahabatnya ternyata hanyalah seorang CEPU alias TMT. Memang sangat sakit sekali hatinya, apalagi
orang yang sudah ditunggu hampir setahun, diambil oleh sahabat sendiri.
    Dan ketika Enty bertemu dengan Nia dikantin. Enty bersikap biasa saja, padahal sebenarnya ia murka
bukan main terhadap Nia. Dan disana Enty mengucapkan selamat jadian ke Nia.
“Cie yang baru jadian, selamat ya semoga longlast” muka penuh senang tapi itu semua fake.
“Haha, makasih ya Enty-ku.” Muka senang sambil memeluk Enty.
“Eh, kenapa gak cerita-cerita sih? Kenapa gue harus tau kabar gembira ini dari si Ira?”melepaskan
pelukan Nia.
“Hehe maafin gue, gue bukannya gak mau cerita tapi belum sempat aja, lagian gue juga baru
Jadiannya seminggu yang lalu.”
“Ya, tapi gue kan masih sahabat lo Ni.”
“Yaudah maafin gue ya Enty.” Muka merasa bersalah.
“Oke gue maafin.” Senyum terpaksa.
“Heran gue, padahal kan gue duluan yang suka sama Putra, kok jadi dia sih yang jadian sama Putra?
Dasar Teman Makan Teman. Dia gak nyadar lagi kalau dengan dia jadian sama Putra ngelukain hati gue
ini.” Wenty berkata dalam hati sambil memendam amarahnya.
SKIP
               Makin hari Nia malah menceritakan semua tentang Putra kedirinya, yang biasanya Enty
menceritakan tentang Putra ke Nia, kini keadaan berbalik seketika. Dan semakin hari, Wenty pun lelah
karena dia tidak bisa marah ke temannya ini. Dan Wenty pun mengambil keputusan mencoba untuk
move on and life must go on. Ketika dipagi itu, Wenty melihat Rahendra sedikit berbeda. Wenty yang
berbadan kurus melihat Hendra teman main kartu uno-nya itu agak sedikit berbeda.

        ” Woy nty, ngapain liatin gue kayak gitu?” “Enggak, gue lagi nyari strategi untuk menang Hen.”
“Oalah kirain. Jalan lo nty.” Mereka sedang main kartu uno. Kartu uno adalah kartu yang memadukan
warna, nomor. Dan ternyata Wenty mulai bisa melupakan Putra dan berpaling ke cowok yang baru saja
jadian dengan kelas yang agak jauh darinya. “Kok gue jadi suka sama Hendra gini sih?” dalam hati enty
bicara. Wajar saja kalau Wenty suka dengan Hendra, karena Hendra terlahir sebagai cowok ganteng,
berlesung pipi, putih, keren, tapi sayang dia jalannya agak jingjit dan dia kurang tinggi. Makin hari Enty
 makin suka dengan Hendra, apalagi Hendra pernah meledek Enty.

       Dan kenaikan kelas pun tiba, Wenty harus berpisah kelas dengan Hendra. Dan Nia putus dengan
Putra, dan yang bodohnya lagi Nia siap mengembalikan Putra untuknya, dan Nia telah mengatakan ke
Putra bahwa Wenty menyukainya sejak kelas 7. Wenty pun sontak kesal ke Nia, dan Nia meminta maaf.
Lalu Wenty bercerita ke Nia bahwa ia telah move on, dan menyukai teman sekelas pas kelas 8 yaitu
Hendra, reaksi Nia yang agak lebay membuat Enty salting. Dan ketika masa-masa kelas 9 telah selesai.
Wenty pun tak sengaja masuk SMA yang sama dengan Hendra, dan Nia masuk MAN, MAN ini setara
dengan SMA. Dan hingga sekarang Wenty akan menunggu Hendra. Sementara Nia, hanya menunggu
Putra balik dari pesanten, yap Putra masuk pesantren. Dan walaupun ada perselisihan  antara Wenty
dan Nia dia tetap hangout bersama, masih suka komunikasilah.

Pesan Moral : Intinya, sekesal apapun kamu ke teman kamu. Maaf itu lebih baik daripada menyimpan dendam yang gak karuan dan merusak diri kamu doang.

Karya : Wifa Diniati. NO COPAST !!! Hak cipta!!!





0 komentar:

Posting Komentar